Rabu, 30 November 2011

Rindunya Sangat Rindu

Hari Minggu di Bulan Mei :

H : Say, besok ada rencana apa?
W : Nggak ada apa-apa, kenapa?
H : Bantu kerjain tugas dong say?
W : Tugas apa? Boleh, jam berapa? Dimana?
H : Statistik dan komputasi, laporanku susah cint, bantu ya? agak siang aja, paginya jalan-jalan dulu yuk?
W : Kemana? terserah kamu aja, aku ngikut
H : Ke Batu yuk? ke tempat yang aku cerita itu, aku ajarin berburu deh nanti
W : besok? pagi? berdua aja?
H : Iya, kenapa? kalau nggak mau ya kapan-kapan aja, tempatnya enak loh say
W : Boleh, ketemu dimana besok pagi?
H : aku jemput kamu jam setengah 6 ya cinta?
W : pagi banget sih? pasti dingin itu ke Batu
H : Enggak kok, pelan-pelan
W : ya sudah, boleh lah.
H : sekarang kamu tidur deh cinta, biar besok bisa bangun, malam sayang =)

Esoknya, Coban Talun Batu...
Menyenangkan =)
Nasi Pecel
Peluru Karet
Burung Derkuku
Jaket Merah

Semua adalah dongeng yang tak akan pernah terlupa... 3jam yang sangat menyenangkan. Menenangkan. Seakan selamanya. Meskipun kini itu semua hanya kenangan. Setidaknya masih ada yang tersisa darimu. Merelakanmu berarti bersiap dengan segala kerinduan.

Detik ini, aku merindukanmu. Karena aku yakin kamu bukan masa laluku, maka biarkan aku mengingatmu untuk hari itu.

Kamis, 13 Oktober 2011

Itu Aku

Meyakinkan diri sendiri itu lebih dari sekedar menasehati seorang sahabat

Seakan bosan dengan kata sabar yang tidak jelas batasnya

Merasa rendah dan lemah, itu aku

Pernah jatuh atas tajamnya lidah dan laku yang lirihkan hati

Pernah bersembunyi dan takut melihat masa depan

Tahu bahwa Tuhan itu Maha Segala…

Bukan tidak bersyukur…

Semua terbalut dalam paranoid menyedihkan seorang pengecut

Itu aku…

Memutar kata, membalik muka, menangis sendiri

Itu aku…

Segalanya menjadi rumit ketika aku goyah di atas percaya diriku

Itu aku…

Yang membuatnya mengerikan, dengan melihat jauh lemahku…

Tak pernah sempurna, tak akan pernah sempurna

Semuanya sesak, ketika aku bercermin, bertatap muka

Itu aku yang takut menghadapi dunia

Aku yang sangat takut dengan segala kekuranganku

Itu aku yang paranoid akan “aku”

Itu aku…

Itu Aku

Meyakinkan diri sendiri itu lebih dari sekedar menasehati seorang sahabat

Seakan bosan dengan kata sabar yang tidak jelas batasnya

Merasa rendah dan lemah, itu aku

Pernah jatuh atas tajamnya lidah dan laku yang lirihkan hati

Pernah bersembunyi dan takut melihat masa depan

Tahu bahwa Tuhan itu Maha Segala…

Bukan tidak bersyukur…

Semua terbalut dalam paranoid menyedihkan seorang pengecut

Itu aku…

Memutar kata, membalik muka, menangis sendiri

Itu aku…

Segalanya menjadi rumit ketika aku goyah di atas percaya diriku

Itu aku…

Yang membuatnya mengerikan, dengan melihat jauh lemahku…

Tak pernah sempurna, tak akan pernah sempurna

Semuanya sesak, ketika aku bercermin, bertatap muka

Itu aku yang takut menghadapi dunia

Aku yang sangat takut dengan segala kekuranganku

Itu aku yang paranoid akan “aku”

Itu aku…

Sabtu, 13 Agustus 2011

Bukan Sekedar Luka

Sahabat. Itulah komitmen antara kita. Ketika kamu datang dan memberi aku kepercayaan. Kamu yang menginginkan aku menolongmu. Kamu yang menginginkan aku untuk selalu memberi semangat. Kamu yang ingin aku selalu ada untuk kamu. Begitu juga kamu untuk aku. Saat itu aku cukup berani mengatakan tidak ada rasa melebihi komitmen kita. Namun yang terjadi adalah kamu melambungkan aku seakan aku bukan sekedar seorang sahabat. Semua panggilan sayang, cinta dan perhatianmu benar-benar mengubah arti kata sahabat dalam hatiku. Lalu aku mulai melakukan kebodohan-kebodohan dengan tidak mampu berkata "tidak". Dan ketika kamu berhasil membuatku berada di atas seperti itu juga kamu menjatuhkan aku dengan mengatakan bahwa kamu akan menemukan cinta sejatimu.

Lalu apa sebenarnya yang kamu mau dari aku? persahabatan yang seperti apa? persahabatan dengan membuat aku berharap kepadamu dan kamu bersenang-senang bersama orang lain? membuat aku menunggu atas kepastian siapa aku buatmu. Apa yang ingin kamu cari dari aku? Apakah akan sama bila kamu telah menemukan seseorang yang kamu cari bukan dalam persahabatan ini? Sedangkan aku terlanjur menemukan penggantinya yang terdahulu dan itu kamu. Lalu bila kamu memang hanya sekedar sahabat, maka jangan kamu buat aku melayang dan berharap lebih. Aku hanya seorang wanita. Aku yang berbeda dari wanita lain. Tapi hatiku masih sama.

Jika memang kamu akan berpaling dari ini semua, maka yang kau tinggalkan adalah sebuah luka baru. Yang mungkin tidak dalam, tapi cukup menyakitkan. Maka jangan ucapkan kata selamat tinggal padaku dan persahabatan ini. Tinggallah di sini, meski hanya untuk seorang sahabat. Beri aku satu penjelasan tentang apa aku untukmu.


Untukmu telah kucoba bertahan, untukmu kucoba menghapusnya dari hatiku dan untukmu aku mananti di sini. Hanya Untuk sebuah kepastian.

Sabtu, 23 Juli 2011

It's Not an Ending

18072011

Senja ini aku menengadah kepadaMu seperti senja-senja yang lain. Memohon agar segalanya indah. Memohon agar aku tidak mengecewakan. Itulah doa yang hanya doa. Dan inilah cara indahMu untuk membuatku menyadari kesalahanku. Inilah cara terbaikMu untuk menjatuhkan aku agar aku belajar cara berdiri. Engkau memang Maha Adil Yaa Allah. Engkau memberiku kesempatan untuk tau artinya bangkit dan mengobati diriku sendiri sebelum aku membesarkan hati orang yang kucintai. Mohon ampunku padaMu Yaa Robb...

Mulai kini, hari-hariku tak seharusnya sama lagi. Dengan kehendakMu aku jatuh dan dengan kehendakMu pula aku bangkit. Seharusnya aku bersyukur padaMu, meskipun ini nilai mati. Tapi, apalah arti sebuah huruf? Meskipun itu berpengaruh pada keseluruhannya. Sejujurnya, dalam diri ini, Engkau Maha Tahu, bukanlah nilai kebanggaan sesungguhnya. Tapi ilmu. Dan inilah kemampuanku. Inilah yang mampu aku dapat. Seperti aku tidak memiliki kesempatan lagi. Tapi memang ya. Aku tidak mempunyai kesempatan lagi, tepatnya bukan kesempatan yang sama lagi. Melainkan kesempatan yang lain.

Menangis memang hal yang pertama kulakukan, bukan karena aku kecewa pada diriku sendiri. Aku hanya takut mengecewakan mereka yang mengharapkan lebih padaku. Namun ini bukan akhir. Ini hanya awal. Dan aku akan menjadi pencakar langit pada kesempatan yang lain. Mungkin ini caraNya memberiku hikmah untuk tau cara melompat lebih tinggi. Cara agar aku mengerti berharganya waktu. Cara agar aku mengerti bagaimana sakitnya berada di bawah. Cara agar aku benar-benar bisa bangun dari tidurku dan menata hidupku lagi.

Maafkan anakmu Ayah...
Maafkan anakmu Ibu...
Ini hasil yang buruk, aku tahu...
Ayah, Ibu sudah berbuat yang terbaik untukku, aku malu...
Hanya untuk memberikan huruf A saja aku belum bisa...
Aku malu banyak menuntut, padahal Ayah dan Ibu hanya menuntut satu hal
Dan aku gagal...
Maafkan anakmu yang masih belum bisa mempertanggungjawabkan pilihannya...
Maafkan anakmu yang masih ragu untuk melangkah sehingga tidak menghargai waktu-waktunya...
Maafkan anakmu ini...maafkan anakmu yang menangis di akhir semester ini...
Tapi Ayah, Ibu... Dengan izinNya... aku akan meciptakan senyum bahagia di bibirmu...
Di semester yang kujelang ini... amin...
Terima kasih selalu memberiku restu dalam langkah-langkahku...
Terima kasih selalu mengizinkanku mengikuti keinginanku...
Terima kasih selalu memahami dan tidak menuntut banyak hal padaku...
Mungkin aku bukan contoh yang baik untuk adik-adik...
Namun aku selalu berusaha menjadi kakak yang baik untuk mereka...


“Berilah aku kepercayaan dan kesempatan lagi, dan aku akan memulai semuanya lagi. Aku akan mengembalikan senyummu yang sudah kupudarkan. Aku akan melukisnya lagi. Aku akan berjuang melawan egoku demi apa yang kalian harapkan.”

Jumat, 27 Mei 2011

Bagaimana Seharusnya Kita??

Semua terasa semakin menyenangkan. Kedekatan ini makin membuat aku percaya diri. Kamu selalu bisa mengembalikan senyumku di waktu aku benar-benar badmood. Kamu yang hafal setiap ceritaku. Kamu yang selalu bilang aku tidak berbeda. Kamu yang benar-benar menghargai aku. Dan sejakk saat itu, akku juga yakin kamulah orang yang benar-benar bisa membuat aku bangkit dan berharap, tapi di sisi lain kamu juga orang bisa menjatuhkan aku dengan cepat.
Mereka benar. Makin banyak waktu yang aku habiskan sama kamu, makin membuat aku tidak bisa lepas dari kamu. Pertama tidak bisa lepas dari sms-smsmu. Lalu tidak bisa lepas dari statusmu. Dan sekarang, aku mulai tidak bisa lepas dari memikirkanmu. Ini yang aku takutkan. Aku takut terlalu jauh berharap.
Sudah jelas, kita adalah SAHABAT. Tapi apa salah aku berharap ke kamu? Aku juga tidak pernah memprediksi ini. Tapi makin kamu memanjakan aku dengan panggilan sayangmu, panggilan cinta dalam pesanmu, apa salah kalau hal itu membuat aku berharap? Aku juga perempuan. Walaupun banyak teman yang bergosip tentang kita, aku tidak peduli. Karena memang kita hanya SAHABAT. Kamu sendiri yangg bilang, biarkan mereka dengan persepsinya. Tapi kenapa kamu sendiri yang takut? Kamu menutup-nutupi semua tentang kita. Aku ingat saat kamu jemput aku, tapi aku harus jalan dulu biar tidak ada teman yang lihat dan berpikir macam-macam tentang kita. Ya Tuhan! Aku ingin sebenarnya marah sama kamu, kalau kita sahabat, kenapa harus sembunyi? Kamu takut dia yang kamu suka berpikir macam-macam????? Kalau kamu mau, aku juga bisa bilang ke dia, tenang aja, aku sama kamu gag ada apa-apa. Aku tuh cuma sekedar SAHABATmu. Kamu yang buat kita mulai semua ini. Tapi kenapa kamu juga yang takut? Ooo...kamu takut mereka, para “bidadari-bidadari”mu dan teman-temanmu mencurigai kita. Tolong dong! Kamu bisa bilang kita tidak ada apa-apa. Atau harus aku yang bilang ke mereka? Supaya bidadari-bidadari itu tidak menjauhimu???? Astaga... Aku kecewa. Daripada main petak umpet sepereti ini, kenapa tidak kamu bilang saja, kita stop di sini. Tidak perlu lebih dekat lagi, dan tidak perlu berjalan jauh lagi.
Aku mulai ragu. Di saat ada rasa sayang yang tumbuh di sini, kamu malah membuat aku kecewa. Aku tipe orang yang menghargai persahabatan kok. Kalaupun nantinya aku benar-benar jatuh cinta ke kamu. Aku akan simpan sendiri cintaku. Kamu tidak perlu takut.

Sabtu, 21 Mei 2011

cUrcOL^^

Hari ini... banyak hal membuat aku belajar. Yang ingin kubicarakan adalah persahabatan. Sahabat. Mungkin ketika banyak orang menyebutnya, cukup aneh dan dipertanyakan. Tapi tidak untukku. Sahabat sangat berarti. Sahabat bukan hanya untuk berkumpul, belajar dan bertamasya bersama. Tapi sahabat adalah menangis bersama, tertawa bersama, saling menguatkan, menghargai perbedaan, berkhayal bersama. Bagaimanapun, sahabat akan selalu memberikan suatu yang berarti untuk kita. Sesingkat apapun kau mengenalnya, sesedikit apapun waktu bertemu dengannya, sesusah apapun memanggilnya, aku sadar, banyak alasan kenapa Tuhan mempertemukan aku dan mereka.
Satu dari mereka, mengajarkanku tentang bagaimana harus mengontrol emosiku. Satu lagi mengajarkanku bagaimana membela diri. Lalu ada yang memberiku kekuatan untuk menjadi diriku sendiri. Ada yang mengajarkanku bahwa perbedaan bukan untuk menjauhkan, bahkan mengeratkan. Ada juga yang mengajarkanku melangkah maju dengan mengatakan bahwa aku seorang pengecut. Ada yang mengajarkanku tentang arti cinta sejati. Ada yang mengajarkanku untuk selalu bersyukur dengan apa yang kupunya. Ada yang mengajarkanku tersenyum tulus meskipun dalam suasana biru. Ada yang mengajarkanku kesetiaan, kesetiakawanan dan kepercayaan. Ada juga yang mengajarkanku tentang bagaimana menjadi pribadi yang sederhana, melihat hidup dari sisi yang berbeda. Dan aku menikmati semua itu. Mereka terlalu berharga untukku. Mereka selalu memberikan pilihan saat aku tidak memiliki pilihan.
Persahabatan bukan janji atau komitmen. Tapi arus waktu yang mengikatnya dalam satu kata bahagia. Tidak peduli seberapa buruk sahabat itu di mata orang, tidak peduli bagaimana ia menjalani hidupnya, sahabat adalah saling menerima. Sahabat akan selalu ada saat dibutuhkan. Teman yang terbaik adalah, teman yang tidak akan menyuruhmu berhenti menangis, tetapi memberikan pundaknya untukkmu menangis. Sahabat adalah orang yang akan tetap tinggal saat kamu sedang berduka, meskipun kamu mengusirnya ribuan kali.
Itulah mengapa aku tidak ingin ada apapun yang merusak persahabatan. Maaf aku harus berbohong. Tapi itulah yang kusebut sugesti. Aku tahu aku tidak ada rasa pada sahabatku ini. Tapi benar, aku berharap padanya. Yang menerimaku apa adanya. Tapi persahabatan ini terlalu manis untuk dihancurkan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk memulai sesuatu yang lain dengannya. Aku tidak ingin kehilangan tawa kita, aku tidak ingin kehilangan melodi kita, aku tidak ingin kehilangan apapun antara kita. Dan aku tahu ini mungkin yang terbaik. Sahabat.

Senin, 02 Mei 2011

What's us??

Kemarin...aku kangen kamu, kangen bercerita banyak hal...dan kemudian saat itu kamu datang dengan pesanmu..tau gimana senengnyua aku?..Ya seneng banget...Kejutan kedua...malamnya, kamu telepon aku...tau gimana senengnya? ya begitulah...berbincang denganmu selama berjam-jam dalam telepon...menyenangkan dan menenangkan..bercanda denganmu membuatku nyaman..terima kasih...sahabat...apapun yang kita lakukan bersam,hal sekecil apapun yang kita lakukan bersama, adalah hal yang terindah buatku..dan patut untuk dikenang...aku lalu bingung..menyebut kita apa...haha...berharap...tidak...kita sahabat kan??ya...dan aku selalu menunggu kejutan yang lainnya...^^

Sabtu, 30 April 2011

No Reason

Ga ada alasan buat marah sama keadaan. Ga ada alasan buat marah sama persaan. Aku sudah berusah ga kebih dari itu. Tapi aku cuma kangen. Ga lebih. Ga ada alasan buat nyuruh orang lain percaya sama kita. Ga ada alasan buat nyuruh orang lain bahkan sahabat sendiri buat cerita segalanya ke kita. Termasuk kita ke mereka...Ga ada alasan buat marah sama siapapun karena kita berbeda.Ga ada alasan buat aku berhenti berpikir kalo aku juga bisa jadi yg terbaik...

Sabtu, 23 April 2011

Tidak Pernah Mengerti

Jujur,aku cemburu. Kamu punya banyak kelebihan. Kamu easy going. Berjalan di sampingmu sama dengan membunuh karakterku. Tapi, berjalan tanpa kamu sama saja membunuh hatiku. Aku tau aku jauh dari sempurna. Jauh. Tidak perlu digambarkan lagi. Aku pasti salah karena berpikir seperti ini. Karena semakin aku ingin menjadi diriku sendiri. Kamu semakin show on dan membuatku jatuh. Sebenarnya aku galau. Apa kelebihanku. Makanya aku memutuskan untuk mencari bahagiaku sendiri. Dengan menjadi autis. Autis pada musik. Autis pada hal-hal yg dapat membuatku tertawa. Aku tau aku tdk ada artinya buatmu atau mereka. Kecuali ketika mereka membutuhkanku. Tidak masalah. Meskipun menyakitkan. Aku tidak pernah bisa menolak. Dengan alasan aku .ingin dihargai. Tapi melelahkan. Serius aku lelah. Aku harus membuang rasa cemburu ini jauh-jauh. Menjadi diri sendiri dan orang menerimaku apa adanya. hanya itu. menemukan cinta yg tulus. hanya itu. tidak muluk2.

Jumat, 22 April 2011

Lalu Aku Apa?

Simpan saja, jangan bertele-tele. Lebih baik kau simpan saja. Aku pun juga akan begitu. Ku simpan saja. Lalu kita ini apa? Simpan saja, aku punya privasi. Tapi aku tidak berbohong kepadamu. Simpan saja, lebih baik kau simpan karena kau takut aku akan menyuarakannya. Simpan saja. Lalu aku ini apa? Ya simpan saja. Lupakan saja. Datang saja saat kau butuh. Ya. Dan pergi saja saat aku butuh. Ah, sudah biasa saja. Benar simpan saja. Seperti tidak saling mengerti. Lupakan saja. Tidak ingin berbagi juga biasa saja. Lalu aku ini apa? Sudah, pergi saja. Aku tau ak tidak ada artinya untukmu. Iya, aku tau itu. Sudah. Aku ini siapa? O iya aku lupa. Aku lupa aku ini apa. Sudah. Biasa saja. Simpan saja. Dan aku juga akan menyimpannya. Jangan anggap aku ada ya. O aku lupa lagi, kalau itu sudah biasa.

Rabu, 20 April 2011

Aku Hari Ini---->> ='( 20411

Aku hari ini...aku yang letih karena tak terpejam sampai dini hari karena binomial, hipergonometrik, poisson dan normal.
Aku hari ini...aku yang kecewa karena pertanyaan-pertanyaan yang menjebak dan membuatku mual.
Aku hari ini...benar-benar ingin marah ketika apa yang kukerjakan semalam lebih mirip sia-sia.
Aku hari ini...merindukan kata-katanya yang memberiku semangat.
Aku hari ini...ingin menangis dan teriak sekencang mungkin namun tidak bisa melainkan hanya sekenanya.
Aku hari ini...ingin tertawa lepas, menertawakan hidupku yang hampir sama dengan menyedihkan.
Aku hari ini...lagi-lagi merasa teracuh. Memang akku bukan siapa-siapa. Dan tidak ingin menjadi siapa-siapa di sekitar “mereka”.
Aku hari ini...TIDAK akan lagi PEDULI pada siapapun “mereka” yang TIDAK menganggapku ADA.
Aku hari ini...TIDAK akan lagi MAU menjadi tawanan perasaan MARAH karena tak dianggap.
Aku hari ini...harusnya BAHAGIA karena aku tahu siapa yang menganggapku ADA dan siapa yang tidak.
Aku hari ini...akan tetap menjadi diriku sendiri. Biarpun orang berkata apa. I DON’T EVEN CARE ANYMORE!
JUST BECAUSE NOBOBY KNOWS ME THE WAY I KNOW MY SELF!!!

Senin, 18 April 2011

Don't Think About It Anymore...

Telah berusaha tidak sejauh ini
Hampir tergoda ketika kau mulai dengan kata sahabat
Dan kau menekankannya
Aku berusaha menjaga hatiku...dan hatimu
Berusaha hanya sampai sebatas ini...
Berbagi segalanya...
Sampai kau tau bagaimana aku dan aku tau bagaimana kau
Apakah kita terlalu jauh untuk disebut sahabat?
Hari ini aku tidak ingin memulai hari dengan kata-katamu
Namun kenapa malah kau kirimkan kata-kata itu sejak senjaku hingga malamku..?
Anyway...terima kasih ya...
Setidaknya malamku tidak sesepi biasanya...
Tapi aku takut, akan tumbuh rasa yang tidak kuingin tumbuh
Rasa tidak ingin kehilangan momen bersamamu...
Tidak ingin melepas musik yang kita rangkai
Aku hargai persahabatan indah ini...
Dan aku tahu..aku menyayangimu sahabatku...=)

Kamis, 14 April 2011

I MAYNOT

Aku tidak boleh memiliki rasa lebih dari ini. Aku tidak ingin menodai apa yang baru saja kumulai. Aku tidak ingin merusak musik yang kita buat. Aku tidak boleh membuat ini sebagai pelarian. Aku dan dia adalah sahabat. Tidak lebih dari itu. Aku bukan munafik. Tidak juga membohongi diri sendiri. Aku hanya berbagi dengannya. Hanya berbagi...Kurasa itulah arti persahabatan. Lagipula hatiku juga masih terpaut pada nama itu. Aku hanya merangkai alunan musik yang indah. Yang terangkai atas dasar persahabatan. Bagaimanapun PERSAHABATAN jaauhh lebih INDAH daripada CINTA. PERSAHABATAN mau menerimaku apa adanya. Dan aku nyaman dengan itu, sampai nanti jika Tuhan mengubah rasa itu. Tapi saat ini, aku hanya ingin BERSAHABAT dengannya.

Senin, 11 April 2011

Just Keep Silent

Keep silent...
for you...
Keep silent...
for everything you are...
Keep silent...
for everything you feel...
just keep silent...
and make me disappointed...
don't tell me anything...

JUST FRIEND!!!

A simple laugh between you and I
No judgement about what I'm like
Never ask anything hurting
So beautiful between you and I
This is what I call you my friend...
Never let it goes...
Cause we're just friend..;)
I love you as a friend...not more...=))

Jumat, 08 April 2011

Curahan Hati Sore Ini

setiap orang emang masalahnya beda2 ya? kadang emang kepikiran,enak gt di posisi orang lain, tapi ternyata orang lain juga berpikir di posisiku ini enak...astaghfirullah...

Kamis, 07 April 2011

Berjuang Melawan Diri Sendiri

1. Belajar berkaca bukan dengan cermin tapi sikap

2. Belajar membaca bukan buku tapi pikiran

3. Berhenti menangisi kekurangan tapi menunjukkan kelebihan

4. Menutup telinga untuk hal negatif tapi membuka hati untuk hal positif

5. Mendengarkan lagu dan syair penuh motivasi

6. Ingat teman dan sahabat yang menerima apa adanya

7. TERSENYUM ketika mendengar celoteh yang menjatuhkan

" Buat apa aku punya kaki kalo aku gag bisa bangkit? Buat apa aku punya hati kalo gag ngrasain lega? Pasti ada yang bisa aku banggain, walaupun hal kecil dan gag semua orang bangga akan itu. Tapi aku harus bangga menjadi diriku sendiri "

This is my style, this is my music, won't let ANYONE change it! Forever and ever!

Rabu, 06 April 2011

"MULAI MENATA HATI"

Memang benar kata-katanya. Kenapa aku peduli dengan perkataan mereka. Aku akan terus seperti ini bila hanya berpikir sempit tentang diri ini. Kenapa aku tidak nyaman dengan diriku sendiri? Harusnya aku bersyukur, aku punya dua tangan untuk berkarya. Dua kaki untuk melangkah yang menyangga tubuhku yg memang tidak ringan. Harusnya aku bersyukur memiliki mata ini untuk melihat dunia yang unpredictable. Harusnya aku terus menerima diriku apa adanya. Tak perlu kuambil hati apapun yang kudengar itu. Harusnya aku sadar hidupku terus tak tenang bila pikiran ini masih tak mampu melewati semuanya.

Dia benar. Seperti kata Bruno Mars “Just The Way You Are”. Inilah aku. Dengan segala kekurangan dan kelebihanku. Aku tak memilih teman, aku tak memilih cinta.Aku hanya aku yang apa adanya. Apapun persepsi orang, tapi inilah aku.

Biarlah mereka memandangku badut, setidaknya aku masih bisa menciptakan tawa di bibir mereka. Biarlah mereka berkata aku seperti bantal, setidaknya aku masih nyaman untuk mereka bersandar. Biarlah mereka berkata aku seperti bola, setidaknya mereka masih dapat memainkanku dan memuaskan hati mereka. Kurasa cadangan senyumku masih cukup untukku bertahan.

Aku akan berada di tempat, di mana orang dapat menerimaku dan mencintaiku apa adanya. Aku memang tidak secantik mereka, tapi aku akan tetap berusaha agar hatiku tetap cantik. Aku akan berusaha melihat sisi lain yang kupunya. Mencari apa yang kupunya. Menggali sekali lagi apa yang kubutuhkan untuk bangkit.

Terima kasih, kau telah membuka mataku. Kini aku melihat dunia dengan kacamataku sendiri dari jendela hatiku sendiri. Menyadari sempit sekali pemikiranku. Terima kasih.

"MENATA HATI"

Kata kakak,," setiap orang itu diberi kelebihan sendiri-sendiri, setiap orang itu diciptakan dengan karakter yang unik". Kata-kata yang sama juga diucapkan sama mbak sekar,,"setiap manusia itu unik dan pasti punya kelebihan yg kettp sama kekurangan yg kita sugesti sendiri".

Aku bilang,mereka menerimaku apa adanya. Tanpa mengungkit apa yang harus ku ubah dalam hidupku. Tapi apakah benar seperti itu???? Bayanganku belum cukup membuktikan semuanya. Dengan sadar aku menjadi bahan yang empuk untuk ditertawakan. Sementara aku sadar itulah kenyataannya. Aku hanya menutupinya dengan senyuman. Karena aku tahu mereka tidak pernah menjadi aku. Tidak pernah merasa jatuh dalam posisiku.

Telingaku mungkin sudah terbiasa dengan kata-kata seperti itu. Baik itu keluargaku, temanku, sahabatku, aku sudah biasa mendengar tawa mereka tentang aku. Aku senang. Setidaknya aku masih bisa menjadi media agar mereka dapat tertawa dan itu membuatku bahagia. Meskipun sebenarnya menyakitkan. Siapa yang mau ada dalam posisi seperti ini. Bukannya aku tidak bersyukur. Aku hanya ingin menata hatiku, menerima diriku apa adanya. Tapi aku bersyukur, hidupku tidak kurang suatu apapun.

Bagaimanapun, aku punya perasaan. Yang juga peka. Bukan mudah tersinggung. Hanya bosan. Hanya bingung harus mengutarakannya ke siapa. Dan harus merespon bagaimna lagi nantinya. Setidaknya, aku masih punya jutaan senyum untuk menjawab tawa mereka.

Aku tidak marah. 19 tahun aku seperti ini. Aku tidak kecewa. Aku ingin menjadi diriku sendiri. Semakin hatiku tertekan. Semakin sulit untukku menjadi diriku sendiri. Aku minta dunia menerimaku apa adanya...karena Allah pun menerima apapun bentuk makhlukNya. Karena hanya iman dan takwa yang nanti akan mengubah makna setiap insan itu.

Selasa, 05 April 2011

CERMIN ITU TIDAK BOHONG

Cermin itu terlalu jujur, ketika aku bertanya bagaimana aku. Sehingga aku pun takut melihat diriku sendiri. Cermin itu tidak bohong ketika ia berkata aku bukanlah putri yang cantik. Sehingga aku kehilangan senyumku. Cermin itu mengiyakan setiap perasaan galauku, seakan aku memang seburuk itu. Tidak berhenti, cermin terus menghancurkanku dari dalam.

Cermin itu berbohong ketika berkata "kamu itu cantik". Dan aku tau itu. Semakin kuat ia mengatakannya, aku pun semakin menangis. Seburuk itukah?? Ingin rasanya kupecahkannya, namun apa gunanya toh akan membuat tanganku semakin sakit dan tidak akan merubah apapun dalam diriku. Aku takut untuk berkaca. Cermin itu telah berbohong.

Aku mungkin tidak bisa bangkit sendiri. Aku memang takut melihat diriku sendiri. Tapi tidak adakah sisi lain dariku yang patut untuk dilihat? Aku pun mencari cermin lain untuk berkaca. Kali ini aku berkaca dan menangis. Cermin itu berkata, "Hapus air matamu! Kenapa kamu harus menangis? Sayang sekali, tangismu akan merusak kecantikanmu". Kemudian aku menjawab, " Peduli apa? cermin lain bilang aku tidak cantik, dan bukan hanya satu cermin yang bilang seperti itu, jadi untuk apa aku tersenyum!".

Lalu cermin itu menjawab, " Kamu salah bercermin. Lihatlah, ketika kamu bercermin, kamu hanya melihat satu sisimu. Dari arah yang sama. Sisi luar. Tapi tidak inginkah kamu bercermin dan melihat dirimu dari sisi yang berbeda? Sisi dalam yaitu hatimu."

Aku pun termenung. Dapatkah aku menjadi diriku sendiri, dan membiarkan diriku cantik dari sisi dalam. Sedangkan apa yang mereka lihat adalah sisi luar? Cermin itu benar. Dan cermin itu tidak bohong. Mereka bisa saja berkata apa yang kamu harapkan meskipun itu bukanlah kenyataan yang kamu butuhkan. Satu hal yang perlu mereka pikirkan, mereka tidak pernah menjadi aku dan berada di posisiku...

Senin, 04 April 2011

Me and My Best Friend Ever

I know there will be a time when we're not doing together
There will be a time when you walk on your own way with someone
And so do I...
There will be a time when you have another shoulder to cry on
There will be a time when I spend more of my daily with my sweetheart
There will be a time when we have our own happiness
but I'm afraid..
Of losing you as my best partner
I'm afraid, if you forget to share everything with me...
I'm afraid if I don't have you when I need you
I'm afraid what we call best is just a word
I don't have right to write over the rules and let us be alone
no...I don't want too...
Because someday,, we have our way to go...
To be separated..but we're perfect at a time...
Now, I just wanna spend my time by laughing, singing, sharing, learning together with you...
No mater what will happen next...
because apparently we're one and the same...
This is me and my best friend ever...

Just Wanna Be Your Friend

Bukan inginku untuk mencintaimu
Bukan pula mauku untuk menghancurkan kata teman
Tak sedikitpun bermaksud menyentuh hatimu
Hingga malam ini aku masih diam tak beranjak
Meskipun aku berhasil berlari dan menerima kehadirannya
Becoming a friend of you is all I want right now

Selalu berusaha menutup betapa marahnya aku pada diriku
Ketika melihat kau dan mereka tertawa bersama
Menangis bukan lagi suatu keajaiban saat itu
Why I can’t be just smiling to you or maybe laughing with you?
Mengutuk diri sendiri, flashback... it’s a badtimes
Seandainya tak perlu ada cinta menaungi hatiku
Mungkin aku dan kamu bisa seperti kamu dan mereka
Setidaknya aku tidak perlu menangis karenamu

You even haven’t touched my heart or something
Unless I care about you...unlucky I couldn’t have you
Neither be a friend of you
You’re what I call you my foolish love
I can’t hang with this...
I wanna love you more as a friend...
If I could...
Let me show you I care you more as your friend
Not dreaming of your love...
‘cause I knew your love isn’t for me ^^
I know and I’ll not be waiting you again...

Jumat, 01 April 2011

What Am I Feeling Now???

I'm wondering why he came yesterday
Then he's gone away...
When I feel this way
I'm wondering why
because I still want you..
But I do need him...
I'm wondering why
because I'm still crying
when I hear your voice
But extremely I do need him...

Sumpah ya...aku bingung...
Namamu itu terukir di hatiku pake apa sih???
aku sampe stuck in the moment gini ke kamu???
Astaga...
Aku butuh dia...yang bisa bantu aku lupa kamu...
Astaga...
Aku masih merasakan hal yang sama ketika ini terjadi
Astaga...
Aku memikirkanmu dan dia
Astaga...
Aku bingung....

What am I feeling now???
I need him but I want you...
Whether I know you both are unreachable...
It's so horrible when I feel it...
And it's hurting me again..........

Rabu, 30 Maret 2011

2011-03-29 for Mr. Stranger^^

Melayangku di batas sepiku
Menghambatku untuk berlari lebih kencang
Mencari seonggok kepastian dari apapun yang tak pasti
Aku menunggu dan berharap pada waktu
Memperbolehkanku untuk datang lebih awal saat itu
Namun waktu telah berlalu dan mengobrak-abrik harapanku
Yang terlanjur menyadari aku mampu berdiri karena di sisimu
Yang mampu meluapkan semua rasaku karena memang itu kamu
Yang kulihat kamu berbeda dan menjadikanku hampir sempurna
Kamu yang melihatku bukan dari apa yang kurang dariku
Kamu yang mendengarku bercerita tentang cinta
Terlambat yang sengaja menari mengelilingi hatiku saat ini
Menyesal karena terlambat dan terlanjur menyadari aku membutuhkanmu
Terlambat ketika aku harus berkata
“aku hampir melupakannya, teruslah membantuku...”
Terlambat ketika hatimu bukan untukku
Hanya waktu...yang tidak mempertemukan kita terlebih dahulu
Hingga akhirnya kau bertemu dengannya yang ia rasakan rasa itu sebelum aku
Namun sejak waktu mempertemukan kita dalam ikatan yang tidak lebih dari sahabat
Matamu dan sikapmu memberiku harapan-harapan indah
Memberikan rasa percaya diri, dan membuatku mencintai diriku sendiri
Tapi kini aku menyesal...
Semua itu semakin menjelaskan...bahwa aku meyukaimu yang apa adanya
Lebih dari kau menerimaku apa adanya...

Selasa, 22 Februari 2011

210211

Kau mungkin berharga untukkku
Dan aku mengakuinya
Kau mungkin lebih dari apa mereka bilang tentangmu
Dan aku menyadarinya
Kau mungkin tau betapa aku berharap sesuatu yang tidak mungkin
Dan aku pun benar-benar lelah
Awalnya aku hanya berpikir rasa itu sebatas emosi. Setiap tatapan mata yang bertemu antara aku dan kamu, membuatku semakin gila. Hanya itu saja. Kemudian hari-hari yang terlalui terasa menyenangkan dengan mendengar tawamu, nyanyianmu, berinteraksi denganmu. Namun semua itu hanya sejenak. Aku mendengar tawamu yang bukan bersamaku. Kamu jalan bersama namun tidak bersamaku. Kau mengucap cinta tapi tidak untukku. Terasa menyakitkan melihatmu ungkapkan cintamu. Tapi kata ‘selamat’ masih terucap dari bibirku. Kemudian hari-hari itu bergantii dengan malam-malam penuh tangis. Dan malam-malam itu berjalan hingga tak ku kira kini jadi tahun-tahun penuh harapan kosong.
Bodohnya aku yang menuliskan namamu di hatiku hingga membekas dalam bersama luka-luka yang tertoreh karenamu. Bodohnya aku yang tak bisa menghapus namamu meskipun telah kusayat hatiku sendiri. Sangat bodohnya aku yang mencintaimu dengan tulus meski aku tau kamu tidak akan pernah mencintaiku. Memang bodoh. Tak bisa aku menyalahkan cinta dan kamu.
Rasa ini perlahan membunuhku. Rasa ini juga perlahan menyiksaku. Membuatku menutup hatiku. Namun kini aku benar-benar lelah. Tidak aka nada lagi tangis untukmu. Tidak akan ada lagi namamu di hatiku. Jika itu yang kamu mau. Aku mengerti. Selama ini kamu terganggu dengan rasaku. Kamu piker aku tidak? Aku bahkan lebih terganggu dan amat menderita. Selama ini aku berusaha bersikap bagaimana layaknya aku bersikap. Memulai untuk memperbiki semuanya. Tapi acuhmu, membuatku muak dan berhenti. Maaf, aku tidak akan lagi mengingat apa itu tulus. Setelah semua yang kulakukan dan apa yang kamu lakukan. Aku tidak ingin membencimu, karena memang kamu tidak bersalah dan tidak berhak menerimanya. Tapi caramu benar-benar mengecewakan aku dan niatku. Aku menyerah. Jika memang teman pun kita tidak bisa, mungkin yang terbaik memang aku dan kamu tidak saling kenal.
GOODBYE FAITH…
GOODBYE FIRSTLOVE…
GOODBYE TEARS…
I QUIT… I KNOW I LOVE YOU BUT I HATE YOU MORE…
I’M SORRY…BUT PERHAPS IT’S FOR THE BEST….

Rabu, 16 Februari 2011

FIKTIF

Rentang waktu tak terbantahkan lagi
Untuk menguak kisah yang tak berawal
Bahkan waktupun terhanyut menikmatinya
Mengulur-ulur sendiri apapun yang menurutnya menarik
Meskipun episode-episode itu menyakitkan
Memandangnya dari mata yang berbeda
Menuju sebuah keselarasan rasa pesimis
Mengetahui semuanya hanyalah irisan asa semu
Mengelabui jalannya hati
Berlalu dengan lalu lalang dimensi hitam
Membuat semua semakin nyata
Bahwa kau dan aku adalah fiktif
Apakah seperti itu?
Bahkan waktu membiarkan kita berlalu
Tanpa ada kesempatan untukku
Menelusuri dan menelaah hatimu
Tanpa menyetujui segala khayalanku
Tak ada kesempatan untukku bertanya
Apakah aku pelengkap tulang rusukmu?
Tak ada kesempatan untuk asa itu melambung
Ia akan hanya berdiam di sini
Di bawah ketulusan yang slalu kuandalkan
Yang bahkan tak pernah tersadari
Waktu telah melahapku bersamanya
Bertahan untuk sebuah harapan kosong
Mencari sendiri arti bahagiamu bahagiaku
Bila saja kau di posisi ini
Akankah kau sepertiku?
Akankah kau tetap berpegang pada ketulusan itu?
Kurasa tidak
Egomu akan lebih berpihak pada kesempatan lain
Namun bagaimana dengan hati telah terlanjur mengukir namamu?
Biarlah aku dan waktu menyayatnya
Sakit memang….
Mungkin itu saja yang dapat kulakukan
Agar fiktif ini berakhir
Aku bahagia dengan orang lain
Aku menjadi kawanmu
Dan tidak ada lagi namamu dalam ukiran yang semakin dalam…
Andai semudah itu…

Doa Sang Pemimpi Cinta

Sesak ini…sakit ini…belum cukupkah Ya Allah????
Kalau memang bukan dia…kenapa Kau berikan rasa yang begitu dalam pada hatiku????
Ya Allah…
Engkau Maha Mengetahui…
Bagaimana malam-malamku kelam dalam tangisan untuknya??
Tapi mengapa masih Kau pertahankan rasa ini???
Aku tau aku harusnya bersyukur karena aku masih punya hati untuk mencintai…
Tapi bukan hanya untuk mencintai tapi juga untuk sakit…

Ya Allah…apa yang bisa aku lakukan untuk melupakannya???
Namanya, wajahnya, suaranya, tawanya..
Bagaimana aku melupakannya Ya Allah???
Aku tidak tahu lagi harus bertanya pada siapa…
Aku tidak tahu lagi siapa yang bisa menjawab setiap tanda tanya yang ada di pikiranku…
Hanya Engkau Ya Allah….
Aku percaya, rencanaMu itu indah dan besar…
Aku percaya….
Jika kau masih mengujiku dengan rasa cintaku pada dia,yang jelas sangat menyakitkan, maka yang bisa kulakukan hanya menjalaninya…
Ya Allah…aku mencintainya hanya semata-mata karena Engkau…
Engkau yang memberiku rasa ini, Engkau yang memberiku kekuatan sampai detik ini…
Aku mencintaiMu Ya Robb….
Melebihi cintaku pada siapapun….
KehendakMu di atas segalanya...
Kau yang berhak menganugerahiku cinta padanya dan Kau pula yang berkehendak mencabut cinta itu…
Jika memang jalanMu adalah aku berjodoh dengannya…maka berilah petunjukmu Ya Allah, agar sakit ini tidak berlama-lama lagi kurasakan, dan berilah ridhoMu slalu dalam langkah kami menjalani waktu demi waktu hingga saat ia menjadi imam nanti…
Namun jika memang aku bukanlah pelengkap rusuknya
Maka biarlah cinta ini menjadi kenangan dan pengingatku padaMu Ya Robb…
Serta berilah ia jodoh terbaik yang tulus dan ikhlas menerima kekurangannya serta mampu menjadi makmum yang baik untuknya…
amin...

04022011

“Kriiing….Kriiiiing”
Hey! Teleponmu berbunyi…

“Hallo!”…
……………………..
“ Lalu? Bagaimana dengannya?”
…………………….

Kututup telingaku
Betapa retaknya hati ini…..
Andaikan kau mengerti
Bagaimana jika aku menjadi pendengarnya

Betapa aku berharap menjadi kau
Kau yang bisa mendengar keluh kesahnya
Mendengar ceritanya tentang cinta
Maafkan aku sahabat…
Aku malu mengatakannya
Aku malu untuk berkata
Aku ingin ada di tempatmu
Aku ingin menjadi bagian dalam hidupnya
Meski hanya sebatas sahabatnya…
Aku ingin…
Entahlah…

Aku harus bersikap apa kini…..
Aku malu untuk menangis di depanmu
Tapi aku ingin meluapkan sesak ini
Sungguh….sakit di sini….
Aku berpura-pura tak mengerti apapun
Namun sungguh aku sakit…………
Aku malu untuk berkata
Aku iri padamu sahabat
Yang dapat tertawa bersamanya
Yang dapat menggenggam tangannya
Yang dapat memanggilnya…

Ya Tuhan…..
Maafkan aku…tapi mengapa kau anugerahkan rasa ini?
Semua ini menyakitkan……..
Andai semua tidak perlu sedalam ini…
Andai semua tidak serumit perasaanku ini
Andai ada kesempatan berada di sampingnya
Bukan untuk menjadi kekasih atau cintanya
Walau hanya sekedar menjadi sahabat atau temannya…
Sahabat…maaf aku hampir menangis lagi…

Tapi ini begitu mengingatkanku akan rasa itu…..
Rasa yang ingin ku menguburnya dalam-dalam
Bolehkah aku bicara dengannya?
Jangan! Aku tak akan mampu berkata apapun
Emosi ini telah merajai hatiku
Aku merindukan senyumnya
Meski itu bukan untukku
Aku rindu tawa candanya
Meski tawa canda itu bukan denganku
Aku rindu tatapannya
Meski itu bukan sengaja
Aku rindu mencuri kesempatan untuk memandangnya dari jauh
Meski ia bahkan tidak melihatku
Ya Tuhan……..
Apa yang aku pikirkan
Sahabat………..
Maaf…maaf…maaf…
Tapi aku benar-benar lelah dengan perasaan ini…
Maaf aku menangis……..
Aku tidak mampu membendungnya
Maaf karena aku masih menangisi ini semua…

Jumat, 04 Februari 2011

Kau dan Duniamu, Aku dan Duniaku

Seperti apa aku ini
Terlelap dalam malam-malam sepi
Menghitung coretan pena tanpa makna
Bahkan mimpi pun tak ada lagi menguatkan
Seperti itu kau kini
Membalut dirimu dengan segala kesanmu
Rona dirimu dapat kau pancarkan sekarang
Bermimpilah setinggi semua yang akan kau raih

Seperti aku dan duniaku
Menerobos angin yang ingin meniupkanku ke masa silam
Seperti kau dan duniamu
Membumbung tinggi di sana, menari, berdansa dalam bahagia
Seperti aku dan duniaku
Menyelinap dalam sudut ruang
Membusuk dengan kertas-kertas lusuh
Seperti kau dan duniamu
Merancang sendiri hidupmu
Menggunakan jarimu untuk memilih jalanmu
Duniaku tak seperti duniamu yang indah dan bermakna
Duniamu tak seperti duniaku yang gersang dan mati
Tersenyumlah, tertawalah..
Biar ku teguk sendiri pahit kenyataan ini...

Rabu, 02 Februari 2011

I can't change anything into anything...

semua terjadi dan terjalani begitu saja
semua mengalir dan teriringi begitu terjal
semua terimpikan dan terbayangi begitu sering
semua hanyalah semua yang tak pernah kita sadari

waktu mengalun begitu cepat
waktu membiasakanku begitu dewasa
waktu mengikatku begitu kencang
waktu menilaiku begitu salah

yang telah terjadi, biarlah saja seperti itu
aku tak dapat mengubahnya menjadi apapun yang aku mau
yang telah tersusun, jangan pernah robohkannya lagi
aku tak akan dapat menyusunnya lagi dengan susunan yang sama

aku hanyalah aku yang apa adanya
aku hanyalah aku yang seperti apa aku yang kamu lihat
aku hanyalah aku yang tak berpkir panjang
hingga aku adalah aku yang tak mampu mengubah sesuatu menjadi sesuatu...

kAnGeN

“ Adek…selamat malam! ”
“ Adek, kamu sedang apa?”
“ Adek, sudah makan?”
“ Adek, Mas ganggu ya malam-malam?”
“ Adek, selamat tidur ya!”

“ Adek, Mas telepon Adek ya?”
“ Adek, kok lama balasnya?”
“ Adek, sedang sibuk ya?”
“ Adek, Mas telepon kok tidak dijawab?”
“Adek, Mas kangen Adek!”
“ Adek, kok telepon mas ditolak?”
“ Adek, sudah lupa ya sama Mas?”
“ Adek?”
“…………………….”

Maaf Mas…
Bukannya Adek lupa, bukannya Adek tidak mau jawab
Tapi Adek sedang bingung Mas
Adek bingung dengan hati Adek
Semuanya rumit Mas di sana
Adek takut, karena belum bisa membuangnya yang ada di sana
Adek takut, karena Mas terlalu baik
Adek takut, kerena Adek tidak ingin Mas kecewa
Adek takut, karena Adek belum siap untuk kita
Tapi Adek juga takut
Karena ternyata sekarang
Adek juga kangen sama Mas….

Maaf Mas…
Bisa Mas datang lagi di hari-hari Adek?
Bisa Mas datang lagi di setiap malam-malam Adek?
Bisa Mas menguatkan Adek lagi?
Mas…
Aku kangen….

Demi Mereka

Dua puluh satu Agustus 18 tahun lalu. Aku hadir ke dunia baru ini. Dunia yang ternyata adalah akhir zaman. Aku terlahir sehat dari rahim seorang wanita. Wanita yang kemudian kupanggil ia ibu. Dengan peluhnya, sakitnya, teriaknya. Akhirnya aku menghirup udara baru. Begitu sakitnya hingga ia berkata, “Kalau anak ini perempuan, akan aku cubit dia!”.
Lucu sekali. Ternyata keluarlah aku bayi perempuan dan benar ia mencubitku. Namun cubitan itu tak terasa sakit sedikitpun. Tidak membekas. Tidak akan pernah sebanding dengan bagaimana ia berjuang melahirkanku bertaruh nyawanya.

Ia tidak sendiri, ada seorang pria yang mendampinginya. Pria ini terus membaca ayat-ayat indah Al-Qur’an. Hingga tiba saat aku mulai beradaptasi dengan dunia ini, ia kumandangkan adzan dan iqamah di dekat kedua telingaku. Merasuk kedalam hatiku, relungku, rongga-rongga tubuhku. Pria ini mengenalkanku dengan suatu hal yang amat berharga yaitu iman. Kemudian pada kelanjutannya, aku memanggilpria ini sebagai ayah. Betapa bahagianya mereka ketika melihatku lahir, tumbuh, mulai belajar berbicara, merangkak, duduk, berdiri, berjalan hingga mereka dapat melihatku berlari dan masuk ke sekolah dasar.

Tak terhitung berapa piring nasi, berapa gelas air, berapa helai baju, berapa banyak buku yang mereka beri padaku. Dengan penuh cinta, keadilan, pengorbanan mereka membesarkan aku dalam hari-hari bersahaja. Bersama doa mereka. Agar aku menjadi anak yang berbakti pada orang tua, berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Agar aku menjadi anak yang takwa dan selalu melangkah dalam lindungan Allah.

Seiring berjalannya waktu, kehidupan kami mulai ramai dengan kehadiran adik-adik lelakiku. Bagaimana indahnya kehidupan aku dan adik-adikku dalam hangat kasih sayang mereka, tak akan pernah terlukiskan. Bagaimana bijakasananya mereka menyelesaikan segala problematika dari sepele hingga serius, tak terbayangkan. Bagaimana mereka menutupi kesedihan mereka dihadapan kami anak-anaknya dengan senyumannya. Bagaimana mereka menutupi kekecewaan mereka ketika kami membantah apa yang mereka suruh. Bagaimana mereka menanggapi setiap keluhan kamu, mendengar setiap cerita kami, memaafkan setiap kesalahan kami. Bagaimana mereka mengorbankan segalanya demi agar kami dapat mendapat pendidikan yang layak, rumah yang layak, makanan yang bergizi, obat ketika sakit, apapun yang kami butuhkan. Kami bahkan tidak sanggup lagi untuk menuntut lebih. Karena kami takut, kami takut kami tidak dapat melakukan sesuatu yang dapat membahagiakan mereka.

Tuhan tahu, ketika Ibuku bangun dini hari menantang dinginnya air pegunungan. Demi bermunajat padaNya. Bersujud di bawah naungan gelapnya langit luar. Melantunkan ayat-ayat suci dengan fasihnya. Menengadahkan tangan memohonkan segala doa-doa terbaik untuk aku, adik-adikku dan ayahku. Tak tertelaah lagi ketulusan seorang ibu. Ia menangis untuk setiap kesakitan kami, kebahagiaan kami. Pelupuk mata yang semakin hari semakin gelap, melukiskan betapa beban itu menyelinap mengisi hari-harinya. Namun ia masih dan akan terus tersenyum untuk kami. Tuhanlah tempatnya mengeluh.

Tuhan pun tahu, ketika ayahku memeras otaknya hanya untuk menangani setiap problematika kami. Pemecahan setiap masalah kami. Sekali lagi, ia tak pernah mengeluh. Selalu tersenyum dan membuat kami tenang. Bijaksana dalam mengambil langkah-langkah untuk kami. Mengajarkan kami betapa pentingnya bersyukur. Mengajarkan kami pentingnya barjalan dengan lurus. Mengajarkan kami betapa Tuhan sangat adil. Memberikan restunya untuk setiap kebaikan yang kami lakukan.

Ya Allah… Aku mencintai mereka. Sangat mencintai mereka. Mereka yang tak pernah marah ketika ujianku mendapat nilai empat. Mereka yang tak pernah lelah mendoakanku yang sering kali lalai dan membantah mereka. Mereka tak pernah membiarkan kami terbebani dengan semua permasalahan internal. Mereka selalu berusaha agar kami tetap focus pada masa depan kami. Mereka tak akan pernah berhenti berusaha agar kami tetap mendapatkan apa yang kami butuhkan.

Ketahuilah, aku kini telah tumbuh menjadi gadis 18 tahun. Aku tidak buta dan tidak tuli. Aku tahu betapa ngoyonya mereka menyekolahkanku hingga jenjang ini. Juga menyekolahkan adik-adikku. Aku tahu betapa uang mampu menguasai segalanya. Aku mampu berbuat apa? Ketika aku berusaha menerima di mana aku berada sekarang, tiba-tiba terpatahkan hanya dengan “uang”. Tak ada yang kusesali mengapa aku harus ada di sini, hanya satu. Mengapa keadilan itu tidak kudapatkan di sini? Lalu bagaimana dengan aku yang sedang merangkak menelusuri asa-asaku. Bagaimana aku yang sedang membesarkan hatiku yang telah terjebak dalam ruang ini. Bagaimana aku yang sangat penuh keterbatasan ini menghadapi semua ini.

Aku hanya ingin satu. Membahagiakan orang tuaku. Aku bertahan di sini, karena mereka. Aku belajar di sini, karena mereka. Aku tidak lagi peduli bagaimana aku nanti. Yang aku peduli, adalah bagaimana aku mampu menciptakan senyuman dalam hari-hari orang tuaku. Bagaimana aku mampu mensukseskan adik-adikku. Hanya itu. Semua demi mereka. Aku akan tetap berjuang di sini, dalam doa mereka, dalam dukungan mereka. Karena semua demi mereka. Bukan siapapun, semua hanya demi mereka.

Kamis, 27 Januari 2011

It's Only in 5 Minutes

At a time you brought me trough happiness
Then it's only 5 minutes you got me going mad at you
You told me everything about you
Everyday and it's only in 5 minutes
I knew something grew up inside me
I perfectly remember
It only in 5 minutes
Just making my heart beating a hundred times in a second
when I looked at you, it's only in 5 minutes
So I'm wondering...
It's so short time to do anything with u
But it's been very long time since I decided to tear you out of my mind

Rabu, 26 Januari 2011

DATANG DAN PERGI

“Tok…tok…tok…”
Kutengok keluar jendela
Sosok yg amat kukenal
“Brakk!”
Kubuka pintu
Mungkin terkesan terlalu antusias
“Shreek…Shreek…”
Tanpa permisi dan salam
Sosok itu masuk dan duduk di sudut ruang
?????
Aku bingung…
Demikian hingga membuatku memutar otakku
Yang selalu berpikir apa yang ia lakukan

“Jlepp,,cssst…..
Jlepp,,csst…”
Hei! Dia menggali lubang di ruang ini!
Semakin dalam…
Dan dia tidak berhenti…
Semakin dalam
Dan aku masih terus memperhatikannya

Masih saja menggali

Lebih dalam…

Lebih dalam…

Dan sangat dalam…

BERHENTI!
Aku menunggu terlalu lama
untuknya berhenti menggali
kemudian tak berkata lagi
ia berlari keluar ruang…
ia pun membiarkan lubang itu menganga
tak berusaha menutupnya
aku hanya memandangnya berlari
dan merasakan ruang ini
semakin hancur…

How Could You?

" How could you forget?
When we’re laughing of that funny thing
How could you deny?
The times when you needed me right there
How could you appear?
And say nothing about us right now

Yesterday we cried together for the future
Today you laugh and run so far from me
Yesterday you got my shoulder to cry on
Today you get me looking for a place to cry on
Yesterday you and I were so great
But today how could you forget?
Everything about us

How could you stand?
While you see I’m hurt
How could you disappear?
Though you know I’m missing you
So how could you…
How could you…
Never understand…




Even I was down, and you didn’t care
I can’t paint my face with a smile
So how could you…
Hurt me perfectly… "

Surat untuk Sebuah Hati

Selasa, 11-1-11

Dalam sebuah kisah yang tak kan pernah sempurna
Entah bagaimana awalnya
hingga aku tak mampu menentukan akhirnya
Ketika itu kau bukan sosok yang sempurna
Sebelumnya semua terasa menyenangkan
Namun semua yang indah itu hanya sesaat
Aku mengenalmu hanya sebatas tahu
Sejujurnya bukan itu yang aku ingin
Tapi aku terlanjur malu dan diam
Setelah kau tau apa yang sebenarnya terjadi
Aku pun awalnya tak mengerti
Ternyata aku merasakan apa yang mereka bilang cinta

Kuhabiskan waktuku memandangmu dari jauh
Mendengar cerita orang tentangmu
Melahap sendiri sakit ketika kau bersanding dengan orang lain
Kusadari ketika aku menangis melihatmu bersamanya di depanku
Aku tidak tahu apa yang terjadi
Tapi hatiku sakit, dan air mata jatuh begitu saja
Perlahan aku tahu
Ternyata itulah yang orang bilang cemburu
Aku yang masih tidak mampu mengendalikan hatiku
Membuat kesalahan yang membawaku pada penyesalan
Kenapa saat itu aku harus canggung
Kenapa saat itu aku menghindar
Padahal aku tahu, aku hanya ingin jadi temanmu

Sehari, dua hari, sebulan, dua bulan
Setahun, dua tahun dan kemudian bertahun-tahun
Kuhabiskan waktuku lagi untuk memandangmu dari jauh
Tak ada tegur sapa, seakan membenarkan
bahwa kita hanya sebatas tahu
Tanpa kuindahkan, aku tahu hatiku tersayat, sakit
Mendengar kau memilih orang lain
Walau aku tahu, aku tidak ingin kau memilihku
Entah bagaimana melupakanmu seperti mustahil
Dan mencintaimu seperti kutukan
Pernah terbesit dalam benak
Beruntungnya mereka yang pernah memilikimu
Mereka yang bisa mengungkapkan perasaannya
Andai aku bisa memilikimu sehari saja
Tapi aku tahu bukan itu akhir dari kisah ini

Aku tidak pernah menyesal telah merasakannya
Mereka bilang cinta itu indah
Mereka bilang cinta itu menyenangkan
Tapi mungkin tidak untukku
Mencintai adalah anugerah dariNya
Entah bagaimana setiap insan memaknai kata itu
Aku bertahan dengan sebuah ketulusan yang belum pernah
Bahkan belum terpikirkan olehku sebelumnya
Bertahun-tahun…
Bukannya aku tidak ingin melupakanmu
Entahlah…
Aku tidak mampu menjawabnya
Layaknya ketika mereka bertanya
Mengapa aku mencintaimu…
Aku juga tidak mau…aku juga ingin merasakan
Rasanya mencintai orang yang mencintaiku
Tapi aku belum bisa…bukan karena kamu
Tapi karena ini yang pertama

Maafkan aku yang pernah tidak bisa bersikap biasa
Maafkan aku yang mencintaimu tanpa seizinmu
Bila aku bisa…aku ingin mencintainya yang ada untukku
Tapi maafkan aku yang belum bisa
Aku tidak bisa membohongi perasaanku
Bahwa di ruang dalam diriku
Hanya terukir indah namamu
Seindah tahun-tahun mencintamu
Aku tak menuntut balasmu atau jawabmu
Maaf…
Izinkan aku mencintaimu dengan caraku sendiri
Melihatmu bahagia adalah keindahan sempurna
Dari cintaku…
Karena aku mencintaimu tulus
Bukan karena ingin kau miliki dan memilikimu
Aku mencintaimu tulus
Bukan karena ingin bersanding denganmu kelak
Aku mencintaimu tulus
Bukan karena mereka, atau siapapun
Aku hanya tidak ingin mengingkari apa yang telah Dia berikan…
Rasa yang begitu luar biasa
Yang dapat membuatku menangis
saat kau memanggil namaku lagi
Aku hanya ingin menjadi temanmu
Tidak untuk memilikimu
Abaikan semua yang terjadi padaku
Aku lelah selalu menangis
Demi Tuhan, jika ada pilihan
Aku hanya ingin menjadi temanmu
Mungkin dengan itu aku bisa melupakanmu
Tanpa harus menyesali apapun…
dan rasa itu…biarlah kurasakannya sendiri
Dan siapapun yang kau pilih kelak
Semoga dia sosok terbaik dari Tuhan untukmu
Yang selalu bisa menciptakan bahagiamu…

Miliki Aku Sehari Saja by.D'Oschyla

Setiap tatap mata
antara kau dan aku
buatku abaikan segalanya…
Kembali meyakinkanku
Bahwa aku inginkanmu
Dan setiap tutur kata serta senyum dan tawamu

Hanyutkanku dalam kisah
Pertama di hidupku
Bahwa aku mengharapkan dirimu

Bridge. Karena kusadari masih ada cinta untukmu

Reff:
Taukah kau sakitku
Saat kau menginginkannya
Sedangkan aku teriris dan menginginkanmu
Mengertikah kau tulus
Cinta yang kupunya
Meski kau tau dan tak pernah inginkanku

Inilah cinta pertama
Tak kusesali mengapa
Waktupun tak bersisa untukku menantimu
Sehari saja miliki aku
Bukankah kau tau perih yang kurasa
Tangisku saat kau di mimpiku

Bila ada kesempatan
Untukku dapat meminta, di sini aku
Miliki aku sehari saja…

Bertahan dalam Egomu by.D'Oschyla

Terasa sepi ini
Mencoba pahami…
Di sini menanti lagi
Kata yang kau untai…

Lihatlah mataku
Tak kah sadarkanmu
Biasnya lelahku
Tiadakah kau tahu…

Bridge.
Perihku bertahan…
Dalam egomu….

Reff:
Oo… mungkin hanya kau yang bertahta
di hatiku yang enggan tertawa
Dan untukmu kusimpan egoku
Mengertimu s’lalu dalam tulusku
Dan bila kutanya arti kita
Semakin hari kian berbeda
Kumeredammu dari pikirku
Melemahkan diri dalam setiaku…





:: Tributed to a friend...

Biarkan Sendiri by.D'oschyla

Sepi kubuka hari, tanpa meraba sunyi
Letih kumenahan mimpi
Hingga tiada ternanti

Kawan telah kau biarkan
Diri telah terabaikan
Aku terlanjur jatuh
Katakan ku telah rapuh…

Reff :

Lepaskanlah sayapku
Bilakah membebani…
Biarkanlah ku rapuh
Ku kan ada di sini…
Janganlah kau ragu
Langkahmu menari
Biarkanlah ku jatuh
Ku kan coba berdiri

Kawan telah kau biarkan
Diri telah terabaikan
Aku terlanjur jatuh
Katakan ku telah rapuh…

Reff…

Maaf Darimu ( Bunda ) by.D'oschyla


Tak jenuh kupandang wajahmu
Terukir akan masa lalu
Kurindu belaian lembutmu
Yang kini hanyalah harapku

Reff :
Bunda…
Izinkanku sembahkan lagu cinta untukmu
Bunda…
Biarkanku berikan semua yang terbaik untukmu
Oo…Bunda

Kau bebaskanku dari nestapa
Namun kubuatmu kecewa
Oh..Bunda, maafkan anakmu
Dengarlah rintih tangis dariku…

Reff…