Sabtu, 13 Agustus 2011

Bukan Sekedar Luka

Sahabat. Itulah komitmen antara kita. Ketika kamu datang dan memberi aku kepercayaan. Kamu yang menginginkan aku menolongmu. Kamu yang menginginkan aku untuk selalu memberi semangat. Kamu yang ingin aku selalu ada untuk kamu. Begitu juga kamu untuk aku. Saat itu aku cukup berani mengatakan tidak ada rasa melebihi komitmen kita. Namun yang terjadi adalah kamu melambungkan aku seakan aku bukan sekedar seorang sahabat. Semua panggilan sayang, cinta dan perhatianmu benar-benar mengubah arti kata sahabat dalam hatiku. Lalu aku mulai melakukan kebodohan-kebodohan dengan tidak mampu berkata "tidak". Dan ketika kamu berhasil membuatku berada di atas seperti itu juga kamu menjatuhkan aku dengan mengatakan bahwa kamu akan menemukan cinta sejatimu.

Lalu apa sebenarnya yang kamu mau dari aku? persahabatan yang seperti apa? persahabatan dengan membuat aku berharap kepadamu dan kamu bersenang-senang bersama orang lain? membuat aku menunggu atas kepastian siapa aku buatmu. Apa yang ingin kamu cari dari aku? Apakah akan sama bila kamu telah menemukan seseorang yang kamu cari bukan dalam persahabatan ini? Sedangkan aku terlanjur menemukan penggantinya yang terdahulu dan itu kamu. Lalu bila kamu memang hanya sekedar sahabat, maka jangan kamu buat aku melayang dan berharap lebih. Aku hanya seorang wanita. Aku yang berbeda dari wanita lain. Tapi hatiku masih sama.

Jika memang kamu akan berpaling dari ini semua, maka yang kau tinggalkan adalah sebuah luka baru. Yang mungkin tidak dalam, tapi cukup menyakitkan. Maka jangan ucapkan kata selamat tinggal padaku dan persahabatan ini. Tinggallah di sini, meski hanya untuk seorang sahabat. Beri aku satu penjelasan tentang apa aku untukmu.


Untukmu telah kucoba bertahan, untukmu kucoba menghapusnya dari hatiku dan untukmu aku mananti di sini. Hanya Untuk sebuah kepastian.